GERAKAN AWAM SCALABRINIAN MENERBITKAN EDISI PERTAMA BUKU KUMPULAN CERITA PARA MIGRAN.
(Dijual dengan harga Rp. 50.000. )
Anggota GAWAS berpose bersama setelah peluncuran buku tanggal 17 juni yg lalu. |
Hidup manusia adalah
sebuah kisah. Sebuah kisah memiliki alur. Sebagaimana sungai, tak ada alur
hidup yang lurus. Ada kelokan, ada tebing dan ngarai curam. Untuk sampai di
muara yang tak diketahui, alur itu harus dilewati. Dalam kisah apa pun,
tokoh-tokoh bersua muka dan bertukar kata. Konflik tak dapat dihindari.
Benturan demi benturan terjadi sebagai bagian dari penyelesaian konflik.
Keringat, darah dan air mata akan selalu hadir sebagai sisi lain dari mata uang
yang sama dengan tawa dan canda ria. Selama jantung masih berdetak, cerita
hidup belum berakhir. Takdir tidak hadir mendahului keberadaan kita. Takdir
hadir di akhir keberadaan. Katakan ‘inilah takdirku’ ketika Anda menghembuskan
nafas terakhir.
Orang-orang normal
menyukai happy ending. Ketika menonton sebuah film atau membaca sebuah buku
cerita, orang selalu mengharapkan agar tokoh idolanya memenangkan konflik.
Cerita dan film fiktif memang menyajikan cerita-cerita yang berakhir bahagia,
baik untuk tokoh cerita maupun untuk penonton dan pembaca. Sebaliknya, film dan
cerita yang diangkat dari kisah nyata sering memperlihatkan sebuah sad ending.
Hati penonton/pembaca sakit. Bagaiamana mungkin tokoh utama pembela kebenaran
dan kebaikan bisa kalah. Anda mungkin sulit tidur setelah menonton film atau membaca
novel sejenis itu. Akan tetapi, hidup di dunia nyata lebih sering seperti itu.
Idealisme Anda sering bertabrakan dengan fakta.
Cerita-cerita yang
sering Anda baca mungkin mampu mengikat Anda di tempat duduk Anda selama
berjam-jam. Mengapa? Karena konflik-konfliknya telah dirancang sekian sehingga
Anda merasa rugi, bahkan untuk buang air sekalipun, untuk melepasnya sekejap.
Cerita yang akan Anda baca di dalam buku ini mungkin tidak seperti yang Anda
kehendaki. Cerita-cerita ini dikumpulkan dari para mantan migran atau keluarga
migran. Konfliknya sering tidak seru karena memang tidak dirinci. Anda mungkin
akan kecewa karena Anda mengharapkan cerita yang dramatis. Akan tetapi,
cerita-cerita ini adalah cerita apa adanya dan diangkat secara gamblang saja.
Cerita-cerita ini
diangkat sebagai cermin untuk kita semua. Pada cerita-cerita ini kita bisa
melihat wajah hidup kita sendiri. Jika Anda melihat wajah Anda retak-retak, ada
tiga kemungkinan: atau cermin yang retak, atau justru wajah Anda yang memang
retak, atau cermin dan wajah Anda sama-sama retak. Setelah bercermin dan tahu
ada yang tidak beres, apakah yang akan Anda lakukan? Terpekur sambil menopang
dagu menyesali apa yang terjadi, meratapinya dan berputus asa? Atau Anda akan
menepuk dada dan berkata, “masa bodoh, ah!”? Ataukah Anda akan singsingkan
lengan baju dan dengan optimis berkata, “Aku akan memperbaiki semuanya”?
Ketika Anda sadar bahwa
realitas migrasi adalah masalah bersama yang penting diselesaikan, tanpa Anda
sadari Anda sedang mengikuti intuisi dasar manusia, yaitu bahwa semua orang di
dunia terhubung. Ada benang tipis yang menghubungkan semua orang, yaitu cinta
dan kasih. Kita semua adalah saudara. Apa yang terjadi pada Anda dan yang Anda
lakukan berpengaruh atas orang lain. Demikian pula sebaliknya. Semoga cinta
yang Anda miliki cukup kuat untuk membuat orang lain mengalami situasi cinta
dalam hidupnya, terutama saudara-saudara Anda yang saat ini perjalanan kisah
hidupnya memasuki terowongan bawah tanah nan gelap atau tebing curam kepedihan
dan kesedihan.
Jurnal kecil ini adalah
edisi pertama dari rangkaian jurnal berikutnya yang rencananya akan terbit
sekali dalam tiga bulan. Hasil penjualan atas jurnal ini akan digunakan sebagai
penopang program pelayanan atas para migran dan keluarganya. (Pengantar Editor - Albertus)